Jatuh Cinta
Semakin
hari kedekatan kita demakin tak terkendalikan, aku menyimpulkan senyum dan
berbisik. “apa aku benar benar jatuh cinta dengan dia? Bahkan, aku barusaja
mengenalnya. Aku tak cukup tau banyak hal tentang masalalunya. Bagaimana kalau
nantinya dia datang hanya untuk menggoreskan luka dihatiku untuk kesekian
kalinya? Aku bingung, tapi aku mengaguminya aku kagum dengan dia, kebiasaan
dia, sikap dia. Tapi aku juga tak tau apa hanya aku yang diperlakukan semanis
ini? Atau ternyata banyak perempuan perempuan lain diluar sana yang
diperlakukan sepertiku?.” Mungkin tak ada salahnya jika aku mencoba membuka
hati untuk orang lain. Kupikir dia orang yang tepat, takdir pulalah yang telah
mempertemukan kita.
Malam
itu, dia bilang “Dik, aku boleh telfon kamu nggak? Pengen dengerin suara kamu.”
Jujur, selama ini aku sama sekali tidak menyukai yang namanya telfonan. Aku tak
pernah menikmati bertelefon, entah dengan siapapun itu bahkan dengan ayah ibu
atau kakakku. Aku berfikir sejenak, ah mungkin tidak ada salahnya untuk mencoba
aku juga ingin mendengarkan suaranya.
Didalam
telefon kita sempat canggung dan malu malu, ada keheningan sementara disini. Tak
kusadari sudah 2jam berlalu aku dan ditto bertelefon, aku mengakhiri percakapan
kita malam itu, karna aku benar benar sudah mengantuk dan keesokan paginya aku
ada jam pemadatan pagi. Stelah menutup telefon aku terhenyak dari lamunanku,
aku tak sadar sedang memikirkan ditto dengan tersenyum sendiri. Mungkin ini
jatuh cinta, aku merasakan jatuh cinta? Lagi? Bagaimana kalau aku disakiti
lagi? Bagaiman kalau nantinya dia hanya akan memberiku harapan palsu? Tak kupikir
itu semua, yang jelas aku menikmati semua ini. Dan kubiarkan hatiku berbunga
bunga karnanya.
Luka
lama mulai terobati, disini aku mulai merasakan luka yang lama telah mongering dan
rasa kehilangan itu sudah berlarut pergi meninggalkanku. Terimakasih ditto karna
kamu aku bisa melewati semua ini. J
Hari
demi hari kulewati bersama ditto, kami mulai mengenal satu sama lain semakin
dalam. Kurasa ditto juga merasakan perasaan yang sama sepertiku “Jatuh Cinta”
aku tak begitu yakin sebenarnya, tapi yasudahlah. Lagi lagi aku berfikir tidak
ada salahnya untuk mencoba dan seseorang dapat berubah sewaktu waktu begitu pula
dengan ditto. J
Aaku
benar benar ingat perhatian perhatian kecil yang kau ciptakan untukku dan
membuatku merasa nyaman. Disini posisiku bukan sebagai kekasihmu tapi kamu
selalu berpamitan selagi ingin pergi kemana mana dan mau ngapain. Aku tersanjung
dengan sikap seperti ini. Akankah ini akan terus berlanjut sampai nanti? Akankah
kamu seseorang yang akan menggantikan malaikat itu? Akankah happy ending
nantinya? Aku tak tau, aku hanya mengikuti jam dinding berputar, hanya
mengikuti scenario Tuhan seperti air mengalir. Semoga saja, harapan demi
harapan taka nada yang sia sia. J



0 Comments