Hai kamu?
Apa kabar?
Syukurlah kalau baik baik saja,
Cukup aku yang tidak baik baik saja. Hehe
Terimakasih, untuk waktu yang telah engkau berikan padaku di 2 tahun terakhir. Terimakasih untuk tawa yang pernah ada, rindu yang pernah hadir, cinta yang tak berujung.
Ternyata, cinta tidak semudah apa yang aku bayangkan. Terlebih untuk mencintaimu. Aku sadar, kamu adalah orang yang hebat dan aku terlalu berani untuk mencintai kamu. Aku bukan siapa siapa, aku hanya orang biasa yang beruntung pernah kamu cintai dan hadir dalam kehidupanmu. Sekali lagi, terimakasih untuk jiwa yang pernah kau berikan padaku. Aku hampir tidak tau apakah ini ketulusan atau kebodohan, untuk mencintai kamu.
Butuh beberapa kali aku berfikir untuk berhenti mencintaimu, butuh pertimbangan untuk aku benar benar bisa hidup tanpa kamu. Iya, aku bodoh memang. Aku bodoh terlalu mencintai orang sepertimu. Hidup tak semudah apa yang aku bayangkan, banyak orang baik dan orang jahat tetapi kurasa itu adalah pilihan. Sayangnya aku memilih menjadi orang yang baik, sampai aku melukai diriku sendiri untuk beberapa kebahagiaan orang lain. Tapi kali ini, logika ku mengatakan bahwa aku harus pergi. Apakah aku jahat? Hatiku selalu mengatakan aku jahat jika aku pergi meninggalkan kamu, dengan berbagai alasan. Tapi aku harus jahat kali ini, maafkan aku. Sudah cukup hati ku tergores, terluka dan bahkan tidak hanya patah tetapi sudah hancur dan aku tidak mau membuatnya semakin parah...
Sayang, aku masih mencintai kamu tetapi logikaku sudah tidak mau denganmu lagi. Dia terlalu sakit dan patah, dia sudah tidak kuat. Sayang, jaga diri kamu baik baik yah dan berbahagialah dengan dia orang yang kamu dan keluargamu pilih yang tentunya jauh lebih pantas berada disamping kamu. Kamu berhak untuk bahagia, jagalah keluargamu sebagaimana dia adalah perhiasan dalam hidupmu. Maaf, aku yang salah. Aku yang salah, masuk didalam kehidupan kalian. Aku tidak sadar bahwa aku telah jatuh terlalu dalam di kehidupan kamu. Lagi, maafkan aku.
Untuk yang terakhir kali, sayang i love you.
Cukup aku yang patah, jangan ada lagi perempuan yang patah yaa. Cukup aku yang menangis, kamu jangan. Cukup kita yang tahu, mereka jangan. Cukup. Terimakasih, sudah mengajarkan aku kuat dan tegar. Salam yaa untuk keluargamu, aku terlalu mencintai mereka jadi aku harus pergi. Kepergian tidak selalu tentang kebencian kok, iyakan? Kita masih bisa berjumpa via suara. Berteman lah denganku, sayang. Dan kabari aku sesekali yaa, untuk memastikan bahwa kamu baik baik saja. Tak apa, aku tak apa kok. Jika aku teruskan, aku tak tau akan seberapa banyak lagi luka yang aku rasakan. Aku tak sanggup.
Kejarlah mimpi mu dan aku juga akan mengejar mimpiku. Jadilah orang yang hebat, meskipun aku tidak ada disamping mu. Lain kali, jika hati aku sudah sembuh kamu boleh kok menyapa nya sesekali.
Sayang, maaf ya kalau aku mengambil keputusan ini. Aku sudah tidak mampu. Yaaa, memang aku serapuh itu. Selama ini? Aku hanya pura pura kuat saja didepanmu. Aku tak mau membuat kamu khawatir, aku tak mau terlalu mengganggu pikiran kamu. Tapi kali ini aku janji, aku akan berubah jadi orang yang kuat. Hehe
Sekali lagi, terimakasih.


