5 tahun berlalu, laki laki itu kembali hadir dalam hidupku. Laki laki ini sempat aku tulis dengan judul "Cinta Butuh Waktu". http://dewintanns.blogspot.com/2014/06/cinta-butuh-waktu.html
Senyumnya masih menjadi bagian terfavorit dalam hidupku. Tatapan matanya yang tajam yang masih mampu membuat aku beku dalam sebuah percakapan. Bicaranya yang tegas membuat aku selalu terpana sehingga aku tak mampu berkata apa-apa. Akankah aku mampu menaklukkan hatimu atau aku yang terlalu lemah untuk ditaklukan olehmu?
Beberapa bulan lalu, aku terbaring dirumah sakit cukup lama. Aku sempat tidak sadarkan diri selama 3 hari, tapi aku tidak membahas ini. Yang aku tahu, Dia menjengukku dirumah sakit. Andai aku bisa mengingat kejadian waktu itu di rumah sakit, sayangnya aku sama sekali tidak mengingatnya. Ayah dan ibuku yang bercerita tentangnya, dia peduli padaku "lagi". Lagi? yaaa, setelah sekian lama aku tidak mendapatkan simpatik darinya, ternyata dia diam diam simpatik terhadapku hanya saja dia terlalu pandai menyembunyikannya dan aku terlalu terburu buru untuk mencari penggantinya. Ah, rasanya menyesal bukan waktu yang tepat. Laki laki itu pandai menyimpan perasaannya, tidak seperti perempuan yang dengan mudah menunjukkan rasa yang ada.
Tidak berhenti disini, laki laki ini selalu memberikan perhatian melalui pesan singkat whatsapp sampai sekarang. Dia tidak seperti laki laki lain, Dia selalu memiliki cara sendiri untuk memberikan perhatian padaku. Perhatian itulah yang tidak aku sadari bahwa aku memiliki rasa nyaman dan tidak pernah bosan terhadapnya. Selera humor kami sama, bahkan aku berfikir bahwa dia rela terlihat bego didepanku hanya untuk membuat aku bahagia. Lucu. Apanya yang lucu? Lucu, karena dia selalu membuatku nyaman namun tidak pernah memberi aku sebuah kepastian.
Aku terakhir bertemu dengannya sekitar 1bulan lalu, tidak lama. Tapi aku masih sama, selalu membeku melihat tatapan matanya. Aku seperti terhipnotis ketika dia berbicara. Lekukan senyumnya, tatapan matanya, bicaranya yang tegas, candaannya dan dia gugup berbicara didepanku. Aneh. Kenapa aneh? Karena kita sama sama terpana, membeku dan tidak mampu menolak semua perasaan yang ada. Tapi pertemuan ini adalah sesuatu yang selalu membuat aku rindu. Benar benar rindu. Rindu yang membuatku candu.
Tolong kalau kamu membaca ini, gausah GeEr yaa. :p
"Secara terang-terangan, aku tak pernah bilang cinta, namun selalu kutunjukan rasa. Entah lewat sentuhan perhatian dan caraku membangun percakapan. Aku mencintainya terlalu mencintainya. Sampai sampai aku tak sadar bahwa kedekatan kita semakin tak terkendalikan, meskipun semua singkat, tapi rasanya cinta begitu terburu-buru mengetuk pintu hatiku." (Cinta Butuh Waktu, 2014).
Aku masih menunjukkan rasa itu, namun kamu selalu mengalihkan dan kamu selalu mencari perhatian lain. Aku bingung, kenapa jika saling mencintai saling membutuhkan saling membahagiakan dan saling membuat tawa, kita tidak bersama saja? Kenapa masih saja menghindar? Kenapa kamu selalu membohongi perasaanmu sendiri? Atau aku yang terlalu berharap? Apa aku harus bangun dari mimpi indah ini? Lalu untuk apa kamu selalu ada ketika aku terjatuh, ketika aku sakit, ketika aku sedih dan kamu seperti malaikat yang tidak perlu di undang kamu akan hadir ketika aku membutuhkanmu? Sepertinya aku masih mengingat percakapan kita malam itu "Kamu terlau sneakers untuk aku yang sepatu att." Hai boy, bukankah itu terbalik? Kamu itu terlalu berlian untuk aku yang emas gadungan, hehe. Jika kita masih semindset seperti ini, sampai kapanpun kita akan tetap seperti ini. Cepat atau lambat, pasti akan ada yang melamarku. Kamu mau, aku dilamar orang lain? dan perjuanganmu selama ini sia-sia? Semoga kamu paham.
Berbagai kesempatan aku berikan, tapi kamu menganggap ini hanya lelucon. Kita suka bercanda, namun ada kalanya kamu harus mengerti bahwa tidak semua situasi adalah sebuah lelucon. Paham?
Sejauh ini, aku tidak menganggap bahwa kita sedang di fase PDKT tapi pada fase friedzone. Terimakasih selama ini kamu selalu menjaga perasaanku untuk tidak pernah upload foto bersama perempuan lain, atau memang aku yang disembunyikan (biarkan aku berfikir) ah, tapi tidak masalah. Beberapa kali kamu upload foto perempuan, yang kukira kamu hanya ingin membuat aku cemburu bukan? ya kamu berhasil, aku cemburu degan perempuan yang bisa bercakap dengan mu tanpa merasa canggung dan gugup. Aku lemah dan aku sangat lemah di depanmu, entahlah.
Aku mendukungmu dengan berbagai pilihan untuk meneruskan cita citamu itu, aku bangga. Aku tidak menuntutmu untuk sesuatu yang tidak kamu suka. Perlu kamu tahu, bahwa aku masih membuka kesempatan untukmu, sampai kamu menyadari bahwa aku penting untukmu. Dan tolong buang pikiranmu bahwa kamu tidak mampu membahagiakanku. Secara materi kita bisa mencarinya bersama, yang penting tetaplah menjadi dirimu yang selalu mampu membuat aku tersenyum dengan caramu sendiri.
"Perempuan tidak selalu bahagia dengan materi. Tapi materi bisa membuat perempuan bahagia."
Semoga kamu paham dan terimakasih untuk segala canda yang mampu membuat aku bahagia, meski kita belum tentu bersama.


